Sunday, August 28, 2011

Sri Mulyani Duduki Peringkat ke-65 Dalam 100 Wanita Paling Berpengaruh di Dunia

Ini dia berita terhangat seputar 100 wanita paling berpengaruh di Dunia. Dari jumlah tersebut banyak wanita karir dan pebisnis yang terdapat dalam daftar ini.

Mengacu daftar yang dikeluarkan Forbes, Jumat (26/8/2011), terlihat 10 besar wanita paling berpengaruh di dunia didominasi oleh wanita yang bergerak di bidang politik dan bisnis.

Berikut daftar 10 wanita berpengaruh di dunia:


• Angela Merkel Kanselor Jerman

• Hillary Clinton Menteri Luar Negeri AS

• Dilma Rousseff Presiden Brazil

• Indra Nooyi Chief Executive PepsiCo

• Sheryl Sandberg Direktur Operasional Facebook

• Melinda Gates Pimpinan Bill & Melinda Gates Foundation

• Sonia Gandhi Pemimpin Partai Nasional India

• Michelle Obama Ibu Negara AS

• Christine Lagarde Direktur IMF

• Irene Rosenfeld CEO Kraft Foods


Selain itu, dalam daftar 100 wanita paling berpengaruh di dunia juga banyak terdapat pejabat-pejabat perusahaan di bidang teknologi. Seperti SVP Google Susan Wojcicki yang menduduki peringkat ke-16. Kemudian CEO Yahoo! Carol Bartz juga menduduki peringkat 37 dalam daftar tersebut. VP International Strategy Twitter yaitu Katie Jacobs Stanton juga masuk ke dalam peringkat 56 wanita paling berpengaruh di dunia.

Berita yang tak kalah pentingnya adalah tak ketinggalan dengan mereka, mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang sekarang menjabat sebagai Direktur Bank Dunia kembali masuk dalam daftar 100 wanita paling berpengaruh di dunia versi Majalah Forbes.

Dalam daftar Forbes yang dikutip, Jumat (26/8/2011), Sri Mulyani menduduki urutan ke-65. Wanita kelahiran Tanjung Karang 26 Agustus 1962 ini juga masuk ke dalam 13 wanita Asia di dalam daftar tersebut.

Selain Sri Mulyani, ada 13 wanita Asia yang masuk dalam daftar bergengsi tersebut. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Pemimpin Partai Kongres India Sonia Gandhi. Gandhi menduduki urutan ke-7, tertinggi di antara wanita Asia lainnya.



Pemimpin Demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi dan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra juga ikut dipilih Forbes dalam daftar tersebut.

Bagi Sri Mulyani, ini adalah ketiga kalinya dia masuk dalam daftar 100 wanita paling berpengaruh versi majalah Forbes. Sebelumnya Mantan Menteri Keuangan Indonesia itu berada di urutan ke-23 dan ke-72 di tahun 2008 dan 2009. Indonesia boleh merasa berbangga untuk pencapaiannya ini. Semoga membawa pengaruh positif bagi kemajuan negeri tercinta..

Foto: Forbes

Wednesday, August 24, 2011

Mundurnya Steve Jobs Dari Apple Bukan Akhir Segalanya

Keputusan Steve Jobs untuk mundur dari posisinya sebagai CEO Apple mendapat tanggapan negatif dari pasar (25/08). Setelah pengumuman tersebut harga saham Apple anjlok tajam dan turut mempengaruhi penurunan indeks berjangka S&P 500. Harga saham Apple membukukan penurunan sebesar 5.1% dan kapitalisasi senilai 52 miliar dolar hilang dari pasar saham AS.

Mundurnya Jobs sebagai CEO perusahaan yang berkali-kali masuk ke dalam daftar paling inovatif tersebut menekan kepercayaan para pemegang saham, meskipun COO saat ini Tim Cook telah didapuk sebagai pengganti Jobs. Hal ini memang tidak mengherankan sebab kehilangan Steve Jobs sebagai icon dari perusahaan berlogo apel yang telah digigit ini merupakan shock yang cukup besar bagi para investor.

Jobs, tidak dapat diragukan lagi, merupakan tokoh utama di balik kesuksesan Apple Inc. Harga saham Apple telah mengalami peningkatan sebesar 9020% sejak tanggal 29 Juli 1997, satu hari sebelum San Francisci Chronicle melaporkan bahwa Steve Jobs akan diangkat sebagai CEO interim. Pada periode kepemimpinan Jobs tersebut nilai saham Apple mengalami peningkatan tajam ke 348.7 miliar dolar dari 2.08 miliar dolar. Apple bahkan mengalahkan Exxon Mobil Corp. pada bulan Agustus ini menjadi perusahaan paling bernilai di dunia.

Di bawah kepemimpinan Jobs, nilai saham Apple melejit kencang karena gadget-gadget yang diproduksi olehnya merupakan sebuah revolusi bagi dunia teknologi, bahkan juga telah merubah raut wajah industri music digital dunia. Perhatian Jobs kepada detail dan penekanan kepada produk-produk yang ramah konsumen telah membuat Apple dengan mudah mengalahkan para pesaingnya dan mengambil pangsa pasar yang loyal di kalangan konsumen gobal. Sejalan dengan pengembangannya, Apple dengan sukses menciptakan rival dari berbagai lini bisnis, mulai dari Google hingga IBM.

Sebelumnya Jobs juga pernah mengajukan cuti untuk mengatasi masalah kesehatannya, akan tetapi saat itu kepercayaan pasar tidak terguncang terlalu besar. Pada periode Agustus – Oktober 2004 saat Jobs cuti harga saham mengalami kenaikan sebesar 26%. Sementara pada cuti keduanya periode Januari – Juni 2009 saham Apple mengalami kenaikan sebesar 66%.

Revolusioner Bidang Teknologi Terbaik Abad Ini

Co-founder Apple Steve Wozniak menyatakan bahwa keputusan mundur Jobs dari posisinya sebagai CEO Apple tidak diragukan akan memukul, tapi ia menegaskan bahwa budaya perusahaan tidak mengalami perubahan drastis akibat mundurnya Jobs. Apple memiliki puluhan ribu karyawan dan kualitas produk yang telah diciptakan merupakan bukti kualitas dari para karyawan tersebut.

Wozniak juga menyatakan keyakinannya bahwa Steve Jobs akan selalu dikenang sebagai salah seorang revolusioner di bidang teknologi terhebat di masanya. Wozniak yakin bahwa sejarah kehebatan Jobs masih akan dibicarakan hingga 100 tahun mendatang.

Brian Barish dari Combiar Investor LLC menyatakan bahwa keputusan mundur Jobs sebagai CEO memang menyedihkan, tapi tidak mengejutkan. Pertanyaan saat ini adalah bagaimana visi Apple ke depan sepeninggalan Jobs tersebut untuk melanjutkan pengembangakan posisi pasar mereka. Perusahaan yang kehilangan seorang visionernya bukan menjadi alasan untuk kehilangan kesuksesan. Sementara itu Matt McCormick dari Bahl & Gaynor Inc., mengatakan bahwa harga saham Apple masih berpotensi mengalami penurunan hingga Tim Cook dapat meyakinkan investor dan mendemonstrasikan nilai dirinya. Bagi Apple hal ini bukanlah merupakan akhir dari segalanya, melainkan akhir dari sebuah babak.

Alfred Pakasi, Managing Director Vibiznews.com berpendapat babak baru Apple yang dinakhodai Tim Cook sungguh bukan era yang mudah, saat mana pesaing-pesaing Apple gencar bersinergi untuk menguatkan inovasi teknologi dan penguasaan pasar mereka. Kita melihat di kelompok pasar smartphone : Google yang baru saja mengakuisisi Motorolla Mobility untuk mengencangkan cengkraman pasar android, atau Nokia yang bergandengan tangan dengan Microsoft, serta juga Samsung yang agresif dengan produk-produk baru yang inovatif dan head-to-head menantang Apple. Inovasi akan selalu menjadi kata kunci untuk mempertahankan kinerja Apple di masa mendatang. Ini merupakan ujian bagi seorang Tim Cook di posisinya sebagai CEO baru Apple. Sementara ini, para investor terkait terpaksa terima dulu kenyataan harga saham yang melorot; dan bagi kita sebagai konsumen produk teknologi, bersiaplah dengan lebih banyaknya pilihan dari berbagai merk untuk pasar gadget.

Sinyal Menyerah Terhadap Usaha Intervensi Apresiasi Yen

Dalam usahanya untuk mengurangi dampak buruk dari apresiasi nilai tukar yen terhadap eksportir, hari ini pemerintah Jepang melalui Menkeu Yoshihiko Noda menyatakan bahwa akan dilakukan stimulus senilai 100 miliar dolar bagi perusahaan-perusahaan eksportir guna membantu mengatasi dampak apresiasi yen (24/08).

Pemerintah Jepang akan menggunakan cadangan devisanya dan memberikan kepada Japan Bank for International Cooperation untuk membiayai dan membantu eksportir serta meningkatkan kembali ekspor yang sempat anjloknya. JBIC merupakan bank penyedia kredit bagi eksportir.

Para pelaku pasar menilai bahwa langkah pemerintah Jepang untuk memberikan bantuan pendanaan kepada eksportir merupakan sinyal bahwa mereka “menyerah” melakukan intervensi untuk berusaha memadamkan gairah apresiasi yen. Sebelumnya Menkeu Jepang telah melakukan intervensi ke pasar valas guna menekan penguatan yen. Akan tetapi langkah tersebut tidak banyak membantu. Yen saat ini justru makin menguat di tengah tingginya permintaan terhadap mata uang safe haven.

Yen mengalami kenaikan tajam dan mencapai posisi paling tinggi sejak akhir Perang Dunia II seiring dengan memburuknya ekonomi global dan bencana alam yang mengguncang Jepang pada tanggal 11 Maret lalu. Sebagai mata uang safe haven, yen diburu oleh para investor di tengah kondisi ekonomi yang dipenuhi ketidakpastian saat ini.

Eksportir Diharapkan Dapat Atasi Permasalahan Apresiasi Yen Secara Mandiri

Langkah pemerintah Jepang ini dapat diartikan bahwa eksportir diharapkan dapat mengatasi secara mandiri dampak dari apresiasi yen, meskipun memang disediakan dana bantuan pembiayaan yang lebih besar. Akan tetapi pesan dari kebijakan ini adalah untuk tidak mengandalkan intervensi ke pasar valas guna memperbaiki ekspor.

Noda menyatakan bahwa tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menggiatkan sektor swasta untuk menukarkan yen ke dalam mata uang lain, mendukung eksportir terutama perusahaan kecil dan menengah dan menjaga ketersediaan sumber daya energy bagi masyarakat Jepang, serta membantu perusahaan-perusahaan Jepang untuk membeli bisnis di luar negeri.

Skeptisme Terhadap Kebijakan Jepang

Di satu sisi Bank of Japan memuji langkah kebijakan yang dikeluarkan kementerian keuangan Jepang tersebut, menyatakan bahwa langkah ini akan “berimbas kepada stabilitas” pasar valas. Akan tetapi kalangan investor pada umumnya tidak terlalu menganggap penting kebijakan tersebut. Mereka berpendapat bahwa dampak dari apresiasi yen jauh lebih besar dan sulit dihadapi meskipun pemerintah Jepang menyediakan moda pembiayaan bagi eksportir.

Sebelumnya Moody’s Investor Service memutuskan untuk menurunkan rating obligasi pemerintah Jepang. Moody’s menurunkan rating tersebut satu peringkat ke possii Aa3. Alasan dari penurunan tersebut adalah karena deficit anggaran yang makin membengkak di Jepang dan utang yang makin membesar sejak krisis dan resesi global tahu 2009 lalu.

Sebelumnya pada bulan Mei lalu Moody’s telah memperingkatkan kemungkinan penurunan rating kredit di Jepang di tengah kekhawatiran bahwa melambatnya pertumbuhan ekonomi yang diperparah dengan kurangnya aspirasi politik untuk memperbaiki ekonomi akan mengakibatkan utang Jepang mengalami kenaikan yang di luar kendali. Saat ini utang pemerintah Jepang telah membengkak ke level 10 triliun dolar, dua kali lipat dari GDP Negara tersebut.

Moody’s menyatakan bahwa ada beberapa factor yang membuat Jepang kesulitan untuk membendung pertumbuhan rasio utang terhadap GDP-nya, sehingga pemotongan rating tersebut menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan. Factor tersebut di antaranya adalah bencana alam gempa dan tsunami serta krisis nuklir setelahnya yang mengakibatkan kehancuran fatal infrastruktur di beberapa kota di Jepang.

Meskipun demikian usai pemotongan rating tersebut Moody’s menyatakan bahwa outlook rating kredit Jepang saat ini berada dalam kondisi stabil, artinya belum ada lagi kemungkinan untuk pemotongan rating lanjutan. Menurut Moody’s pilihan investor dalam negeri yang masih condong kepada obligasi pemerintah Jepang akan mampu memberikan kesempatan bagi pemerintah untuk memperoleh pembiayaan dengan harga murah karena suku bunga di Jepang merupakan yang paling rendah di dunia.

Pemotongan rating kredit Jepang tersebut sejalan dengan keputusan S&P yang telah lebih dulu menurunkan rating kredit Jepang menjadi AA (skala keempat tertinggi dalam perhitungan S&P) pada bulan Januari lalu.

Tuesday, August 23, 2011

Industri Film dan Bioskop di China Kian Melesat, Pertumbuhan Bioskop Semakin Tinggi

Seiring dengan semakin tingginya gaya hidup dan konsumsi penduduk China, bisnis industri hiburan di negara tersebut pun kian hari kian memberikan prospek yang menjanjikan. Industri film dan bioskop misalnya, China dalam 3 dekade terakhir terus konsisten dalam mencetak film-film yang bukan hanya laris dipasar lokal tapi juga di kawasan Asia termasuk Indonesia. Suksesnya banyak judul film di China bukan hanya ditopang oleh berbakatnya kaum sineas mulai dari sutradara sampai dengan pemain tapi juga ditopang oleh majunya bisnis film dan bioskop di negara tersebut. Sehingga ditengah tingginya serangan dari menariknya acara-acara televisi tidak menjadi sebuah batu sandungan bagi industri film dan bioskop di China sampai dengan saat ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, konsumsi film baik film lokal maupun impor di China semakin tinggi. Berbeda dengan industri film Bolywood, perkembangan kecanggihan film di China terus mengalami perkembangan yang pesat. Bahkan bagi para penggerak industri film China kini tidak lagi sungkan-sungkan untuk mengadopsi kecanggihan teknik film yang dimiliki oleh Holywood. Dan bentuk-bentuk kerjasama pun antara industri film China dan Hollywood terus terjadi dan semakin erat.

Salah satu bagian yang bermain di industri film ialah para pengusaha pengimpor film. Di China, nama DMG Entertainmet merupakan salah satu importir film terbesar. Perusahaan ini setidaknya secara rutin mengimpor 20 judul film box office per tahunnya atau sesuai dengan kuota maksimal yang telah ditentukan oleh pemerintah China. DMG Entertainment bekerjasama dengan Looper yang merupakan eksportir film terbesar di Holly wood yang tiap tahunnya mengimpor film ke lebih dari 1400 bioskop di seluruh dunia.

Saking menggiurkannya bisnis film di China, beberapa rumah produksi Hollywood pun berusaha untuk menggaet rumah produksi lokal untuk bekerjasama dalam pembuatan film. Beberapa film yang akhir-akhir ini sukses dan merupakan hasil dari kerjasama antara 2 kubu tersebut ialah Karate Kid yang dibintangi oleh Jackie Chan dan Jaden Smith yang merupakan hasil produksi antara Columbia Star dengan China Film Group di tahun 2010 lalu. Film lainnya yang baru-baru ini telah rilis ialah Snow Flower and the Secret Fan yang merupakan hasil kerjasama antara Walt Disney dan Universal Studio di China.

Peran rumah produksi Holywood dalam mengangkat tema dan pemain China dalam sebuah film bisa dibilang berawal dari film Crouching Tiger, Hidden Dragon di tahun 2000 yang sempat sukses meraih keuntungan senilai 3 juta dollar di China.

Tingginya Permintaan dan Profit

Menurut Lembaga Administrasi Radio, Film dan Televisi China, sepanjang tahun 2010 jumlah omset pemutaran film di seluruh bioskop di China mengalami kenaikan sebesar 64% menjadi 1,6 miliar dollar. Kondisi ini kontras dengan industri bioskop AS yang justru mengalami penurunan sebesar 0,3% di tahun yang sama. Turunnya bisnis bioskop di AS tidak terlepas dari tekanan ekonomi negara tersebut yang berimbas kepada melemahnya bisnis hiburan.

Lembaga tersebut juga menjelaskan bahwa selama tahun 2010 jumlah bioskop di China yang terdaftar sebanyak 6200 buah dan pada tahun 2015 nanti diprediksi akan meningkat dua kali lipat. Tumbuh dan semakin banyaknya jumlah bioskop di China merupakan konsekuensi dari tingginya permintaan dari konsumen saat ini. Apalagi sejak tahun lalu beberapa bioskop di kota besar China telah dilengkap oleh teknologi produksi Imax Corp dengan fasilitas proyektor dan sound system yang lebih canggih dan semakin memanjakan audio visual penonton di bioskop.

Melalui Imax Corp yang berbasis di Kanada, sebanyak 85 bioskop di China pada tahun lalu telah menggunakan teknologi yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Dan untuk sementara tahun ini bertambah sebanyak 40 buah bioskop.

Tak Lepas dari "Bantuan" Hollywood

Seiring dengan tingginya permintaan film-film impor di China, Hollywood pun kian melirik pasar film China yang memiliki prospek yang tinggi di beberapa waktu mendatang. Selain merangkul rumah produksi lokal dalam menciptakan sebuah film berskala internasional, para rumah produksi Hollywood pun memberikan bantuan baik dari segi teknologi dan juga ilmu dengan memberikan fasilitas perekrutan beberapa sineas China agar dapat lebih matang dan dapat menghasilkan film yang bagus di negaranya kelak. Beberapa rumah produksi Hollywod yang menerapkan hal tersebut diantaranya ialah Columbia Tristar, Universal Studio dan Fox Searchlight

Dengan melihat penjelasan diatas, keterkaitan antara majunya industri film dan bioskop tidak terlepas dari kualitas film yang dihasilkan dan kecanggihan telkonologi yang diterapkan. Pembatasan impor film rupanya tidak menjadi sebuah halangan bagi industri terkait untuk memperoleh keuntungan dan prospek yang baik dalam jangka panjang. Di sisi lain, peran film impor juga tidak dapat dipungkiri sebagai penggairah industri perbioskopan dinegara manapun. 

Monday, August 22, 2011

Ide-ide Baru yang Dapat Mengubah Teknologi Selamanya


Senin, 22 Agustus 2011 19:30 WIB
(Vibiznews – Business) – Pernahkah kita merasa sangat takjub dengan penemuan-penemuan teknologi baru yang luar biasa? Bukan saja teknologi tersebut mampu memberikan kenyamanan tambahan bagi Anda, akan tetapi teknologi tersebut juga telah merubah banyak hal di dalam hidup masyarakat dunia. Dalam edisi business news kali ini Vibiznews akan mencoba merangkumkan beberapa ide yang sangat hebat sehingga kemungkinan dapat merubah teknologi yang kini ada secara menyeluruh. (22/08)

Teknologi Belanja Retail, Amazon.com

Belanja online sepertinya menjadi salah satu terobosan penting dalam sejarah umat manusia. Sejak dulu manusia selalu mencari cara termudah untuk melakukan segala sesuatu, termasuk dalam hal berbelanja. Sebelum adanya toko on line seperti Amazon.com, orang-orang bias melakukan pesanan melalui telepon, akan tetapi hal tersebut kurang praktis karena terkadang orang tidak dapat melihat bentuk barang atau gambar barang yang ingin dipesan. Saat ini hanya dengan satu klik orang dapat melakukan pembelian untuk barang apa saja.

Amazon.com merupakan toko online terbesar untuk saat ini. Didirikan pada Mei 1994 di Manhattan oleh Jeff Bezos, seorang pekerja di D.E. Shaw. Kenyamanan belanja online yang ditawarkan oleh Amazon.com akan mengurangi banyak waktu yang seharusnya dibutuhkan untuk memperoleh satu jenis atau beberapa jenis barang. Perusahaan-perusahaan retailer besar harus memiliki strategi untuk dapat menyaingi Amazon, karena perusahaan ini akan terus bertambah besar.

Solusi pemasaran yang lebih baik

Josh James, CEO Domo, menceritakan bahwa pengalamannya dengan Omniture telah membantunya mengerti berapa banyak orang yang berusaha mencari pelanggan. Akan tetapi sayangnya terkadang iklan yang dibuat oleh perusahaan, meskipun mencapai target pembeli yang ingin membeli, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk membeli. Contohnya adalah perusahaan Mercedes Benz yang menghabiskan 90% anggaran iklannya bagi orang yang melihat iklan tersebut tapi tidak punya uang untuk membeli mobil.

Menurut James Facebook merupakan salah satu media yang dapat membantu iklan hingga ke level personal. Meskipun isu privacy masih menjadi kekhawatiran utama terhadap situs jejaring social paling popular di dunia ini akan tetapi James yakin Facebook dapat mengatasinya.

Satu Situs Jejaring Sosial Untuk Mengatur Segalanya, Facebook vs Google+

Perang antara Google+ dan Facebook semakin memanas. Menurut Tony Zingale, CEO Jive Software, pada akhirnya akan ada satu situs yang bakal menjadi pemenang dari perang tersebut. Menurutnya orang-orang pada umumnya tidak akan “memelihara” dua akun dalam dua situs jejaring social dan mampu bersikap adil di antara keduanya. Pada akhirnya, mungkin tiga hingga lima tahun dari sekarang, akan diketahui situs mana yang akan menjadi pemenang yang mendominasi pasar jejaring social global.

Mungkin kita juga mengalami pada saat kita beramai-ramai melakukan eksodus dari Friendster menuju ke Facebook. Dahulu situs Friendster merupakan situs jejaring social utama di Indonesia, akan tetapi dengan kehadiran Facebook lama kelamaan situs ini kehilangan peminat dan saat ini hanya segelintir saja yang masih setia menggunakannya.

Perang Untuk Menguasai Ruang Tamu

Perang di antara perusahaan-perusahaan teknologi terjadi untuk menjadi penguasa music, proses perbelanjaan, proses pengiriman, smartphone dan juga tablet. Medan perang selanjutnya adalah rumah: untuk membuat rumah kita mudah diakses semudah kita mengakses gadget kita. 



sumber : www.vibiznews.com

Friday, August 12, 2011

Eropa vs AS: Mana yang Menjadi Ancaman Terbesar Ekonomi Global?

Kamis, 11 Agustus 2011 21:00 WIB
(Vibiznews – Business) – Saat ini dunia sedang menghadapi badai ujian lanjutan dari tenggelamnya ekonomi akibat krisis keuangan yang berawal tahun 2008 lalu. Dua kawasan dengan ekonomi terkuat di dunia menghadapi permasalahan pelik mengenai anggaran dan utang, dan sedang berada di ambang kebangkrutan. Krisis di AS dan Eropa telah menjadi focus perhatian para investor dan berganti-gantian menjadi alasan ambruknya bursa saham global. Tertinggal sebuah pertanyaan penting: Di antara keduanya, mana yang lebih mengancam bagi kondisi ekonomi global?

Selama beberapa hari belakangan AS menjadi focus perhatian seluruh investor dunia. Penurunan rating kredit AS ke level AA+ dari AAA oleh agensi Standard & Poor memicu aksi jual di bursa saham yang mendorong indeks S&P dan Dow Jones kembali ke level terburuk untuk setidaknya lima bulan belakangan.

Meskipun dewarnai dengan kontroversi, pemotongan rating kredit AS oleh S&P terbukti seiring dengan psikologis pasar global. Ketidakpercayaan investor global terhadap ekonomi AS diperparah dengan ketidakpercayaan terhadap kondisi politik di Negara tersebut. “Pertengkaran” antara kubu Republik dan Demokrat yang nyaris tidak mampu mencapai kesepakatan mengenai cara penanganan deficit anggaran dan utang di Negara tersebut sudah sangat melukai kepercayaan investor sebelum pemotongan rating kredit. Pemotongan rating kredit oleh S&P tersebut hanya mengkonvirmasi apa yang sudah dicurigai pasar, bahwa ekonomi AS berada dalam bahaya, dengan pertumbuhan ekonomi yang lambat dan tingginya angka pengangguran.

Pada level makro, ekonomi AS tampak lebih buruk dibandingkan dengan Eropa saat ini. Proyeksi pertumbuhan ekonomi AS pada tahun 2011 turun seiring dengan buruknya pertumbuhan pada semester pertama tahun ini. Sementara itu pertumbuhan ekonomi Eropa masih tampak stabil. IMF sendiri meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa menjadi 2% untuk tahun 2011 ini pada bulan Juni lalu. Sementara itu salah satu laporan dari HSBC baru-baru ini menyatakan bahwa kondisi ekonomi AS masih lebih baik dari Eropa.

Berikut ini adalah beberapa perbandingan figur ekonomi antara AS dan Eropa. Deficit anggaran pemerintah pusat dan lokal pada tahun 2010 membengkak menjadi 10.6% dari GDP, dengan deficit primer (di luar pembayaran bunga utang dan penyesuaian siklus ekonomi) membengkak ke level 7% dari GDP, terbesar di dunia. Rasio utang AS terhadap GDP mencapai level 93.6%. Sementara itu di Eropa rata-rata deficit hanya sebesar 6% dari GDP, deficit primer sebesar 1.1% dari GDP dan meskipun rasio utang terhadap GDP sama dengan AS, tapi pertumbuhannya tidak secepat AS.

AS Miliki Keunggulan Penting dari Eropa

Meskipun hal-hal di atas mungkin benar, akan tetapi AS memiliki keunggulan besar dibandingkan Eropa untuk saat ini. Ironisnya, reaksi para investor global menanggapi pemotongan rating kredit AS justru perburuan besar-besaran terhadap obligasi pemerintah AS – obligasi yang ratingnya dipotong oleh S&P. dengan kondisi ini biaya pinjaman bagi pemerintah AS akan terus mengalami penurunan dengan turunnya yield obligasi dalam negeri akibat banjir permintaan tersebut. Dengan kondisi ini pemerintah AS memiliki banyak waktu untuk membangun sebuah rencana lain yang solid untuk memerangi deficit dan mengembalikan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Hal tersebut, sayangnya, tidak terjadi di Eropa. Yield obligasi untuk Negara-negara terlemah (PIIGS) mengalami peningkatan terus. Hal ini memberikan tekanan bagi pemerintah di Negara-negara tersebut untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan secepat mungkin, hal yang kemungkinan besar tidak tepat sasaran dan justru berpotensi merugikan dalam jangka panjang.

Minggu lalu ECB menggelontorkan miliar dolar obligasi pemerintah Italia dan Spanyol dalam usaha menekan pertumbuhan yield obligasi di kedua Negara tersebut. Kebijakan ECB ini sangat bertolak belakang dengan kebijakan umum yang biasa dilakukan bank sentral tersebut. Akan tetapi pertanyaannya adalah bagaimana kesinambungan kebijakan ini? Tidak terlalu yakin bahwa ECB akan bersedia terus-menerus mengguyur dana miliaran dolar untuk mengamankan yield obligasi Negara-negara bermasalah tersebut. Bahkan langkah ECB tersebut dianggap angin lalu bagi para investor. Terbukti pada perdagangan tadi malam spread yield obligasi pemerintah Perancis yang merupakan negara ekonomi terbesar kedua di Eropa mengalami peningkatan sebesar 90 bps untuk tenor 10 tahun terhadap Jerman. Kondisi ini menunjukkan bahwa saat ini satu-satunya negara yang masih memperoleh kepercayaan di Eropa adalah Jerman saja.


sumber : www.vibiznews.com

Wednesday, August 10, 2011

Klaim Asuransi di Inggris Diprediksi Melonjak Akibat Kerusuhan Londo

Rabu, 10 Agustus 2011 17:07 WIB
(Vibiznews - Business) - Dalam 4 hari terahir ini, publik dunia disuguhkan oleh berita hangat dari kerusuhan yang terjadi di beberapa wilayah di Inggris, terutama di London. Berbagai isu dan spekulasi disinyalir menjadi penyebab kerusuhan tersebut mulai dari faktor gap kesenjangan sosial ekonomi, isu ras hingga akibat dari dampak pengetatan pengeluaran negara yang berimbas ke pemotongan dana pensiun. Kerusuhan tersebut telah membuah sebagian wilayah lumpuh dan menderita kerusakan yang parah, tak terkecuali dari segi ekonomi dimana kerusuhan tersebut bersamaan dengan aksi penjarahan toko-toko yang menjual kebutuhan pokok.

Membawa Kerugian yang Besar

Selam 4 hari terakhir, tindakan vandal yang dilakukan oleh para perusuh dan penjarah menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi kondisi ekonomi Inggris yang juga sedang mengalami tekanan ekonomi akibat imbas dari ancaman krisis kredit di Eropa dan AS. Kalangan praktisi di bidang asuransi Inggris memperkirakan bahwa dampak kerusuhan dan penjarahan ini telah mendatangkan kerugian hingga mencapai 162 juta dollar. Beberapa hal yang menjadi catatan kerugian diantaranya ialah hancurnya mobil, rumah dan toko-toko.

Beberapa daerah yang tercatat mengalami kerusakan cukup parah diantaranya ialah Lambeth, Hackney, Lewisham, Tower Hamlets dan Croydon yang dimana keseluruhan wilayah tersebut merupakan wilayah pinggiran kota London. Kerusakan materi tersebut ditambah lagi oleh insiden luka-luka yang dialami oleh perusuh dan pihak polisi. Tercatat selama kerusuhan, jumlah polisi yang mengalami luka-luka sebanyak 44 orang.



Dengan banyaknya bangunan, rumah dan mobil yang hancur, sektor asuransi Inggris harus siap dengan gelombang klaim asuransi yang akan datang. Lima perusahaan asuransi terbesar di Inggris diantaranya ialah Aviva Plc, Allianz SE, Axa SA, RSA Insurance Group PLC dan Zurich Financial Services diperkirakan akan sibuk menangani klaim dari nasabah. Bagi publik Inggris, situasi pengajuan klaim akibat kerusuhan bukan menjadi hal yang asing. Pemerintah Inggris telah mengatur jenis pengajuan klaim ini sejak tahun 1886 yang dimanakan Riot (Damages) Act yang dimana para nasabah memiliki hak kuat untuk pengajuan klaim asuransi secara cepat.

Dalam waktu 14 hari sejak terjadinya kerusuhan, nasabah dapat mengurus pengajuan klaim melalui perusahaan asuransi dengan bekerjasama dengan pihak kepolisian sebagai pihak yang menganalisa fakta kerusakan. Kondisi pengajuan klaim yang cukup besar juga sempat terjadi pada tahun 1985 dimana di Tottenhm dan Brixton sempat juga terjadi kerusuhan dan penjarahan akibat konflik ras.

Peluang semakin banyaknya klaim asuransi diperkirakan akan terjadi menyusul semakin meluasnya kerusuhan yang kini telah merambat ke wilayah Birmingham, Bristol, Liverpool dan Nottingham. Perdana Menteri Inggris, David Cameron sangat menyesalkan terjadinya kerusuhan yang telah menimbulkan kerugian yang sangat besar. Namun ia optimis sedikit demi sedikit tindakan vandal yang terjadi saat ini dapat berkurang. Hari ini, parlemen Inggris akan memanggil pemerintah untuk mendisukusikan solusi tercepat dalam menangani kerusuhan yang semakin meluas dan akan menjawab peluang terlibatnya tentara untuk membantu polisi dalam penanganan kerusuhan.

Managing Director Vibiznews.com, Alfred Pakasi menambahkan bahwa Peraturan Riot (Damages) Act yang telah ada sejak lebih dari seabad yang lalu menunjukkan majunya sektor financial di Inggris yang juga sudah memiliki bank sentral (Bank of England) sejak 300 tahun yang lalu. Kelengkapan peraturan yang menjamin akan konsumen atau user jasa asuransi tentunya memberikan kenyamanan dan kepastian bagi masyarakat yang asetnya menjadi rusak akibat kerusuhan di London dan sekitarnya ini. Suatu regulasi dan kebijakan yang patut dipelajari dan ditiru di negeri kita yang kadang (sebagian) masyarakatnya bertindak anarkis.

Pembelajaran lain adalah akar dari pada kerusuhan tersebut. Memang ada tindakan yang disebut sebagai brutal dari pihak keamanan/polisi yang memicu kemarahan massa, namun akar lebih dalamnya nampaknya masih sekitar ekonomi ketika pemerintah Inggris harus memangkas anggaran yang dirasa tidak pro kepada rakyat kecil. Istilah "It's the economy, stupid" mungkin relevan kali ini buat Inggris. Sesungguhnya tidak mudah untuk mengatasi tekanan resesi ekonomi. Kebijakan ekonomi apapun untuk mengatasinya pasti menimbulkan korban, dan akan selalu ada pro dan kontra. Benar suatu ujian berat bagi pemerintahan PM David Cameron. Semoga ini tidak menimbulkan lagi efek domino.


sumber : www.vibiznews.com

Rontoknya Pasar Asia Masih Berpotensi Berlanjut, Belum Waktunya Buy on Weakness

Selasa, 09 Agustus 2011 21:00 WIB
(Vibiznews - Business) - Seiring dengan kerontokan di bursa-bursa saham seluruh dunia, kekhawatiran terbesar terjadi di tengah amblesnya bursa-bursa saham di kawasan Asia (09/08). Pada hari ini bursa saham Asia mengalami penurunan tajam dengan indeks kospi dari Korea Selatan merupakan indeks dengan kinerja harian terburuk. Kospi sempat anjlok sebesar 9% pada pertengahan sesi perdagangan tadi. Para pelaku pasar memprediksi bahwa penurunan tajam ini masih akan berlanjut.

Aadil Ebrahin, managing director and portofolio manager di Brown Capital Management yang berbasis di Hong Kong menyatakan bahwa berbahaya apabila pelaku pasar terburu-buru mengambul keputusan mengenai posisinya di pasar saham di saat kondisi pasar sedang volatil saat ini.

Menurut Ebrahim dengan kondisi pasar saat ini aksi bargain hunting dengan membeli pasa posisi lemah (buy on weakness) belum menjadi pilihan yang tepat karena pasar masih terus melakukan likuidasi portofolio sehingga ada kemungkinan harga saham akan mengalami penurunan lebih lanjut. Menurut analis meskipun saat ini kondisi bursa saham sudah menunjukkan jenuh jual, akan tetapi trend melemah yang sangat kuat, terutama di Korea Selatan dan Taiwan, masih menunjukkan kemungkinan akan terjadi penurunan lanjutan.

Para pelaku pasar disarankan untuk menanti saat pasar saham membaik dan stabil sebelum memutuskan untuk kembali masuk ke pasar dan membeli saham.

Pasar Masih Memandang Pergerakan Dow Jones Sebagai Indikator Penting Pergerakan Pasar

Kondisi pasar saham global yang volatil ditandai dengan volatilitas pergerakan indeks Dow Jones di bursa saham AS. Jika menilik dari chart pergerakan indeks ini, maka dapat disimpulkan bahwa volatilitas masih sangat besar. Target penurunan berdasarkan pola head and shoulders berada di level 10600, akan tetapi pola jangka panjang menunjukkan support selanjutnya di level 9700, yang masih sangat mungkin tercapai.

Kondisi pola pergerakan melemah jangka panjang bagi Dow Jones masih mungkin tercapai karena pola head and shoulders indeks Nasdaq yang berada pada level 2370 poin sudah terlewati. Selanjutnya Nasdaq berpotensi untuk mengetes pola jangka panjang yang akan berada di level 2100 poin.

Harga minyak mentah mengalami penurunan ke bawah level 80 dolar per barel pada sesi perdagangan di Asia hari ini. Penurunan harga bahan bakar minyak akan berimbas kepada membaiknya ekonomi global secara umum. Akan tetapi sebuah pertanyaan besar masih menggantung, yaitu, apakah penurunan tajam di bursa saham yang terjadi saat ini hanya akan terbatas pada kepanikan sementara sehingga hanya akan berimbas kepada penurunan di sektor keuangan, ataukah akan memberikan dampak yang lebih besar terhadap ekonomi secara keseluruhan?.

Menurut Kristanto Nugroho, Komisaris BBJ, pasar saham masih cenderung bergerak melemah, sebagian pelaku pasar sudak mulai cut losses tetapi open market masih tebal sehingga mempunyai potensi terus merosot dan diperkirakan akan ada jatuh tajam susulan sejauh ketahanan pemegang posisi menahan kerugian. Di sisi yang lain selama trend emas terus meningkat maka hal ini memberi indikasi tambahan bahwa bursa saham masih cenderung melemah.




sumber : www.vibiznews.com


Sunday, August 7, 2011

Maria Sharapova-Berbakat, Cantik, Tajam dan Kaya Raya


Jumat, 05 Agustus 2011 18:30 WIB
(Vibiznews – Business) Maria Sharapova dalam beberapa tahun terakhir berjuang dengan cedera yang dia alami dan berusaha untuk tetap konsisten di lapangan tenis. Peringkat dunianya anjlok ke level terendah, yaitu ke peringkat 126 pada tahun 2009 lalu. Sharapova pun jarang menjadi bintang dalam turnamen Grand Slam. Tapi kini Sharapova telah kembali pulih dan berada di peringkat 5 dunia. Bahkan mencapai final Wimbledon pada Juli lalu, Grand Slam pertama setelah menanti lebih dari tiga tahun.

Sementara Sharapova telah bangkit kembali dilapangan, yang memang tidak pernah dia tinggalkan. Sharapova didapuk sebagi atlet wanita bayaran tertinggi di dunia selama tujuh tahun berturut-turut. Sharapova memperoleh $ 25.000.000 selama 12-bulan terakhir, dua kali lipat dari penghasilan setiap atlet wanita lainnya di dunia.

Sharapova mempertahankan kedudukannya ini dengan dukungan yang mengesankan dari sponsor-sponsor seperti Nike, Evian, Shampoo Clear, Sony Ericsson, Tiffany dan Tag Heuer. Sharapova juga memiliki banyak penggemar. Tercatat 5,2 juta penggemar di akun Facebooknya.

Sharapova juga memperpanjang kontrak dengan Nike di tahun 2010 untuk delapan tahun kedepan dengan penghasilan bersih mencapai $ 70 juta. Penjualan produk pakaian tenis Nike nya juga alami peningkatan sebesar 26% pada tahun 2010.

Sementara itu, atlet dengan bayaran tertinggi kedua perempuan selama tahun lalu adalah, Caroline Wozniacki dengan penghasilan mencapai $ 12,5 juta. Dia meraih $ 6 juta dalam bentuk hadiah uang dan $ 6.500.000 dari sponsor lainnya. Banyak perusahaan antri untuk dapatkan Dane yang baru berusia 21-tahun ini. Dane juga menandatangani kontrak dengan Yonex, Compeed dan Oriflame tahun ini. Namun, partner terbesarnya adalah Adidas yang memberi bonus besar pada tahun 2010 karena berhasil raih peringkat 1 di akhir tahun.

Adapun atlit Racing, Danica Patrick ada di peringkat 3 dengan penghasilan $ 12 juta. Patrick terus menerus konsisten membagi waktunya antara IndyCar dan Seri Nationwide Nascar. Saat ini rumor yang beredar mengatakan bahwa Patrick mungkin akan balapan penuh-waktu di Nascar mulai tahun 2011. Sebuah kejutan besar bagi Nascar dan dengan ini Nascar harus menaikkan pendapatan Patrick.

Saingan terberat Sharapova di masa depan sebagai atlit perempuan dengan pendapatan tertinggi adalah Li Na. Li memulaik karirnya sebagai pemain profesional 12 tahun lalu, tetapi masa kejayaannya adalah saat dia menginjakkan kaki di usia 29 tahun ini di Kejuaraan Prancis Terbuka, di mana ia menjadi pemain China pertama yang memenangkan single Grand Slam. Tak kurang dari 116 juta penduduk di China yang turut menyaksikan kemenangannya melalui layar televisi.

Li harus bersiap mendapati penghasilannya melambung tinggi setelah tanda tangani kontrak bernilai tujuh digit dengan perusahaan mobil ternama, Mercedes-Benz Daimler. Belum lagi kalau Li bergabung Nike, Haagen-Dazs dan Rolex yang menyatakan diri berminat mensponsorinya. Diperkirakan Li akan memperoleh $ 8 juta (peringkat kedelapan) dalam 12-bulan ini sampai Juni mendatang.

'updated'

(foto:forbes,vibizdaily)

sumber : www.vibiznews.com

Thursday, August 4, 2011

Rating Kredit Indonesia Tinggal Selangkah Menuju Peringkat Investment Grade

Kamis, 04 Agustus 2011 19:00 WIB
(Vibiznews – Business) – Masyarakat Indonesia boleh sedikit berbangga hati dengan solidnya ekonomi dalam negeri saat ini (04/08). Di bawah pemerintahan Presiden SBY, ekonomi Indonesia kembali mulai menunjukkan tajinya kepada dunia.

Ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini saat ini hanya tinggal selangkah lagi untuk memperoleh peringkat investment grade pertamanya dalam satu dekade belakangan. Presiden SBY optimis bahwa target pertumbuhan ekonomi hingga akhir periode kepemimpinannya di tahun 2014 mendatang bisa mencapai rata-rata sebesar 6.6%. SBY juga mengarahkan kebijakan untuk memperbaiki infrastruktur yang merupakan kunci penting untuk menarik investor asing. Pemerintah berencana untuk melipatgandakan pengeluaran untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan dan bandara mencapai angka 140 miliar dolar hingga akhir termin kepemimpinannya.

Perbaikan infrastruktur tersebut tampaknya mulai membuahkan hasil tercatat bahwa investasi langsung asing mengalami peningkatan sebesar 21.1% menjadi 43.1 triliun rupiah pada kuartal pertama lalu, dibandingkan tahun sebelumnya. BKPM mencatatkan bahwa total investasi di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 22.1% sepanjang kuartal kedua lalu.

Pertumbuhan ekonomi yang solid yang dibarengi oleh inflasi yang terkontrol membuat Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di level yang cukup rendah. BI diperkirakan akan menahan suku bunga di level 6.75% hingga akhir kuartal ketiga tahun ini.

Seiring dengan suku bunga yang rendah tersebut kredit perbankan mengalami kenaikan yang cukup baik tahun ini. Kucuran kredit perbankan diharapkan akan dapat melampaui estimasi dari bank sentral. Pada pengumuman penetapan suku bunga acuan pada tanggal 9 Agustus mendatang diperkirakan bank Indonesia masih akan menahan suku bunga. Aksi bank sentral untuk emnahan suku bunga ini ditujukan untuk mendorong pertumbuhan kredit dan aktivitas ekonomi.

Pertumbuhan Ekonomi Tinggi dengan Inflasi Moderat Picu Keyakinan Investor

Tingginya tingkat investasi di Indonesia selain didukung oleh stabilitas politik dan perbaikan infrastruktur juga didorong oleh makroekonomi yang positif. Pada kuartal kedua lalu pertumbuhan ekonomi tahunan diperkirakan mencapai angka 6.5%. Pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan akan makin cepat ke kisaran 6.6% dari pertumbuhan sebesar 6.1% pada tahun 2010 lalu.

Ekonomi Indonesia lebih tahan banting terhadap kondisi volatil permintaan global dibandingkan dengan tetangga-tetangganya di Asia. Pasalnya pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih didorong segi konsumsi dan tidak terlalu bergantung dengan ekspor. Sementara itu konsumsi dalam negeri tetap solid di tengah krisis keuangan yang menghancurkan Eropa dan AS.

Sementara itu negara-negara lain di Asia menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang melambat mulai dari Singapura hingga Taiwan. Di waktu yang bersamaan, tingkat inflasi yang tinggi juga makin mengancam bagi negra-negara tersebut. Bank sentral di China, India dan Thailan telah menaikkan suku bunga di negaranya untuk mencegah inflasi yang makin liar.

Inflasi di Indonesia sendiri masih bergerak dengan moderat. Bahkan sepanjang tahun 2011 ini setiap bulan tingkat inflasi tahunan mengalami penurunan. Pemerintah SBY telah menunda pencabutan subsdi BBM dan melakukan impor beras guna menjaga pergerakan harga beras dalam negeri. Tingkat konsumsi di dalam negeri pada bulan Agustus ini diperkirakan akan mengalami kenaikan karena umat Islam di Indonesia memasuki bulan Ramadhan dan lebaran.

Tingkat inflasi tahunan di bulan Juli lalu turun ke level 4.61% dibandingkan 5.54% pada bulan Juni sebelumnya. Target inflasi di Indonesia yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk tahun ini berada pada kisaran 4-6%.

Para analis meyakini bahwa kondisi ekonomi di Indonesia dapat mengalami decoupling dari kondisi yang terjadi di AS dan Eropa. Kesempatan Indonesia untuk menjadi negara tujuan investasi di tengah lesunya ekonomi Eropa dan Asia saat ini sungguh besar dan seyogyanya harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin.

Sementara itu, Managing Director Vibiznews, Alfred Pakasi berpendapat, sudah banyak yang tahu bahwa Indonesia tinggal selangkah dari peringkat investment grade. Itu telah menjadi salah satu alasan utama mengapa banyak dana asing dari investor global yang masuk ke pasar uang dan pasar modal Indonesia. Sebagian lagi dana bahkan masuk dalam bentuk penanaman modal asing langsung di sektor riil yang memberikan dampak lebih nyata kepada pertumbuhan ekonomi. Gelombang ini, mungkin, belum seberapa. Selain dana besar kelompok hedge fund yang sudah masuk, masih ada gelombang dana lebih besar lagi dengan preferensi penanaman modal yang lebih jangka panjang dan stabil yaitu dari dana pensiun global. Kelompok dana ini umumnya hanya masuk pada investasi di tingkat investment grade ke atas karena karekateristiknya yang lebih konservatif. Itu sebabnya, masih kuat kemungkinannya capital inflow yang lebih besar akan masuk ke pasar dalam negeri.

Bahwa Indonesia akan masuk dalam level investment grade kelihatannya pasti, demikian juga dengan pertambahan arus capital inflow. Permasalahannya adalah bagaimana pemerintah dan pihak swasta lokal dapat memanfaatkan dana besar asing ini? Kekuatan infrastruktur ekonomi di sini memegang peranan kunci dan strategis. Konversi dari dana pasar financial menjadi asset sektor riil sangat mendesak untuk diantisipasikan caranya. Pemerintah harusnya memimpin untuk ini, atau kalau tidak pihak swasta yang kompeten dan kapabel. Ya, tetapi, siapa?


sumber : www.vibiznews.com

Wednesday, August 3, 2011

Li Ka-Shing Akuisisi Northumbrian, Akuisisi Termahal di Inggris Tahun Ini

Rabu, 03 Agustus 2011 16:50 WIB
(Vibiznews - Business) - Pada hari ini (3/8) dunia bisnis China kembali dihadapkan pada kabar yang cukup menggembirakan. Li Ka-Shing melalui anak perusahaannya yaitu Cheung Kong Infrastructure Holdings pada hari ini mengumumkan telah menandatangani kesepakatan untuk mengakuisisi perusahaan air asal Inggris, Northumbrian Water Group senilai 3,92 miliar dollar. Kebijakan akuisisi ini cukup mengejutkan mengingat langkah yang diambil oleh Li Ka-Shing tersebut merupakan langkah akuisisi terbesar untuk perusahaan Inggris dalam tahun ini.

Untuk sektor infrastruktur di China, nama Li Ka-Shing memiliki kedudukan terdepan. Maka dari itu, langkah ekspansi mengakuisi perusahaan air Inggris tersebut dinilai sangat layak untuk diapresiasi. Holding Company yang telah berumur 83 tahun ini terbilang cukup menguasai sektor infrastruktur dan properti di China dan Hong Kong sejak lama. Dan ekspansi yang dilakukan di Inggris juga dinilai strategis mengingat Northumbrian Water Group merupakan salah satu perusahaan air terbesar dengan cakupan penyediaan air di wilayah Inggris bagian utara seperti Newacastle, Durham, Essex dan North Yorkshire. 


Tuesday, August 2, 2011

Serunya Perang Smartphone

Selasa, 02 Agustus 2011 18:45 WIB
(Vibiznews – Business), Bagi para penggemar gadget tentunya rilis berbagai aplikasi untuk ‘telepon pintar’ Anda tidak pernah lepas dari pengawasan. Setelah hingar bingar aplikasi Symbian dari Nokia dan BlackBerry dari Research In Motion, saat ini kancah ‘perang Baratayudha smartphone’ dikuasai dua kubu besar yaitu Android dan Apple. (02/08)

Platform Android dari Google telah berhasil menguasai nyaris 50% dari pasar smartphone global dan mendominasi pasar di kawasan Asia-Pasifik. Dominasi Android ini dikabarkan oleh lembaga riset Canalys.

Android yang diakuisisi oleh Google pada tahun 2005 dan resmi digunakan sebagai aplikasi telepon genggam pada tahun 2008 saat ini digunakan oleh nyaris seluruh produsen smartphone termasuk HTC, LG, Motorola, dan Samsung. Canalys menyatakan bahwa platform ini merupakan platform nomer satu di 35 dari 56 negara yang diriset oleh Canalys. Pangsa pasar dari platform Android secara global diperkirakan mencapai 48%.

Jika dibandingkan dengan Apple, yang telah berhasil menjual 20.3 juta iPhone, tampak bahwa pangsa pasar iPhone masih berada di bawah Android. Pangsa pasar produk iPhone dari Apple diperkirakan hanya mencapai angka 19%.


Pangsa pasar produk berbasis Android tampak mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Dari grafik penjualan di atas ini (diperoleh dari situs asymco) dapat dilihat apabila penjualan Apple dan Samsung saat ini mendominasi pangsa pasar smartphone, mengalahkan Nokia, yang mengalami penurunan luar biasa tajam pada periode kuartal keempat 2010 hingga kuartal pertama 2011.

Penjualan Android dan iPhone juga mengalahkan kedigdayaan BlackBerry besutan Research In Motion. Bahkan dapat dipantau dari pergerakan grafik di atas bahwa produk besutan HTC dari Taiwan yang menggunakan aplikasi Android mulai menyusul penjualan dari BlackBerry.

Sukses Android Terganjal Isu Paten
Seperti kata pepatah: Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin bertiup. Pepatah ini sunggu tepat menggambarkan kondisi Android saat ini. Google menghadapi tuntutan hukum dari Oracle, sementara Samsung memperoleh tuntutan hukum dari Apple dan Microsoft, yang mengklaim telah memiliki lisensi terlebih dulu terhadap paten Nortel.

Bulan lalu Apple, Microsoft dan RIM berkongsi dengan tiga perusahaan lain untuk mengalahkan penawaran Google dalam lelang paten milik Nortel. Google dikalahkan Apple yang berani membayar 4,5 miliar dolar. Hal ini dapat berimbas kepada biaya lisensi yang sangat besar bagi Google. Hingga saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan Departemen Kehakiman AS.

Samsung sendiri telah menunda perilisan tablet Galaxy terbarunya di Australia disebabkan oleh tuntutan atas pelanggaran paten yang dilayangkan oleh Apple. Sejak bulan April lalu kedua perusahaan ini terlibat ‘peperangan’ setelah Apple menuduh lini Galaxy milik Samsung merupakan ‘fotokopi’ dari iPhone dan iPad produksi Apple.

Selain permasalahan mengenai kemungkinan pelanggaran hak paten, ada pula hal lain yang cukup membuat bertanya-tanya, sampai kapan pertumbuhan penjualan Android oleh Samsung yang luar biasa cepat tersebut dapat bertahan? Sementara Samsung sendiri notabene merupakan pemasok hardware bagi Apple.

Bernhard Sumbayak, Founder Bizweb berpendapat bahwa perang strategy dan teknologi antar smartphone adalah sesuatu persaingan bisnis yang sangat dinamis yang sangat kental pada gaya persaingan industri berbasis tehnologi, dimana hal ini merupakan perpaduan strategi yang berbau finansial dan strategi yang berbau research and development.

Tentunya implikasi dari dua sisi tersebut sangatlah komplikatif, tetapi secara sederhananya kita lihat dari sisi pengguna smartphone saja, kemampuan Android menggerogoti pangsa pasar smartphone karena memiliki keunggulan bagi pengguna smartphone dari dua sisi tersebut.

Tentunya dari sisi financial Android memiliki keunggulan open source sehingga lebih flexible bagi pengguna smartphone yang kreatif untuk menjajal berbagai aplikasi gratis, sedang dari sisi tehnologi, Android akan didukung oleh R&D dari produsen hardwarenya seperti HTC, LG, Motorola, dan Samsung, sehingga aplikasi Android debutan Google ini tampil dengan hardware yang lebih high-end sekaligus dengan biaya yang lebih murah.

Atas keunggulan ini tak heran kalau Android mampu menggerogoti pangsa pasar smartphone pada masa kini. Bagaimana selanjutnya peperangan ini berlangsung ?. Kita saksikan saja bagaimana strategy para pelaku ini di episode berikutnya.


sumber : www.vibiznews.com

Monday, August 1, 2011

Dampak Lain Ditengah Sambutan Positif Kesepakatan Kebijakan Batas Atas Hutang AS

Senin, 01 Agustus 2011 16:40 WIB
(Vibiznews - Business) - Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang dan pembahasan yang alot antara pihak pemerintah AS dengan parlemen, akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk menentukan batas atas dari tingkat hutang negara. Semalam, kedua belah pihak menyatakan sepakat bahwa batas tingkat hutang negara akan dibatasi hingga level 2,1 triliun dollar. Pembahasan mengenai batas hutang tersebut sepenuhnya dilandasi oleh respon pemerintah dan parlemen dalam menghadapi tekanan dari ancaman semakin besarnya angka defisit negara yang bersamaan dengan angka inflasi yang masih memiliki peluang untuk meningkat dalam jangka pendek.

Dalam kesepakatan tersebut, pemerintah AS setuju atas masukan yang diajukan oleh parlemen bahwa pemerintah harus mengurangi defisit anggaran yang telah menembus level 2,5 triliun dollar dalam satu dekade terakhir. Durasi kesepakatan batas atas hutang AS memiliki tenggat waktu sampai dengan tahun 2013, dimana setelah itu akan ada pembahasan kembali mengenai tingkat batas atas hutang yang sesuai dengan kondisi perekonomian AS saat itu.

Pasar Merespon Positif

Paska dilangsungkannya kesepakatan tersebut, banyak pihak terutama pasar menyambut positif langkah yang dilakukan oleh pemerintah AS dan parlemen. Pergerakan nilai tukar dollar terhadap yen terpantau mengalami kenaikan 0,2% dan harga minyak kembali merambat naik ke level 97,19 dollar per barel.

Pasar beranggapan bahwa kebijakan penentuan batas hutang negara AS dinilai memberikan sebuah sinyal positif bagi perekonomian AS ditengah kekhawatiran akan adanya tekanan finansial kembali seperti yang terjadi di tahun 2008 lalu. Bayang-bayang penurunan sektor kredit dan pengaruh krisis finansial beberapa negara Eropa cukup memberikan sebuah ekspektasi negatif bagi sektor finansial AS. Dan kondisi tersebut masih belum dihadapi dengan fundamental ekonomi yang mumpuni. Tingginya defisit anggaran dan hutang luar negeri merupakan dua faktor yang dapat berkaitan dengan resiko diatas.

Namun pasar tidak sepenuhnya memberikan sebuah apresiasi penuh dimana imbas dari kebijakan penetapan batas atas hutang dan penurunan bertahan defisit anggaran pastinya akan berdampak kepada sektor-sektor lainnya. Belum perkasanya sektor industri AS paska krisis tahun 2008 menjadikan pemerintah harus memutar otak untuk menutup "lubang" di defisit anggaran. Sektor yang dinilai akan berimbas penuh ialah sektor pajak dimana peningkatan tarif pajak akan menjadi solusi jangka pendek bagi upaya pengurangan defisit anggaran.

Peningkatan tarif pajak dipastikan akan mendatangkan sebuah dilema tersendiri bagi pemerintah. Disisi penerimaan negara pastinya akan sangat bermanfaat meski akan menimbulkan kritik dari rakyat yang sebelumnya sempat disuguhi oleh janji pemerintah yang akan menurunkan pajak guna meningkatkan produktifitas sektor ekonomi.

Disaat yang bersamaan, kekhawatiran lain juga muncul mengenai adanya peluang memotongan anggaran di berbagai bidang terutama yang berkaitang dengan bidang sosial. Pemotongan anggaran diperkiran akan terjadi pada pemotongan anggaran pertahanan sedangkan untuk bidang sosial meliputi keamanan sosial, pensiun veteran, kesehatan dan pendidikan.

Resiko Politik yang Cukup Besar

Bagi kepemimpinan Presiden Obama, kebijakan penetapan batas hutang AS dapat menjadi bumerang bagi karir politiknya jelang persiapan pemilu yang akan diselenggarakan pada tahun 2013 mendatang. Dengan merunut efek-efek yang akan terjadi di atas, pamor politik Obama akan sangat diuji dalam beberapa waktu mendatang. Dampak plus-minus dari kebijakan ini akan sangat direspon secara hati-hati oleh Obama dan partai pendukungnya, Partai Demokrat. Kebijakan di sektor pajak diperkirakan akan menjadi isu yang sangat sensitif meski masyarakat menyambut baik kebijakan batas hutang negara. Kegagalan ataupun kebijakan yang tidak populis akan menjadi sebuah batu sandungan dan dapat dimanfaatkan oleh saingan politiknya.

Managing Director Vibiznews.com, Alfred Pakasi menambahkan bahwa respon positif pasar atas kesepakatan antara kongres dengan pemerintah AS adalah sesuatu yang wajar setelah selama beberapa minggu ketegangan politik meningkat diiringi kekuatiran di pasar modal dan finansial AS dan global. Namun demikian, sesuatu yang nyata telah terbuka di pasar bahwa Amerika adalah negara pengutang (debitur) terbesar di dunia, dengan komposisi hutang terhadap GDP yang hampir 1:1 atau 100%. Memang masih ada sejumlah negara lainnya, kebanyakan dari Eropa, yang memiliki komposisi hutang yang lebih besar lagi, tetapi tetap saja situasi menunjukkan kerawanan untuk negara sekelas Amerika dengan rating kreditnya yang dikenal "triple A" itu.

Dengan demikian, respon positif pasar nampaknya akan bersifat jangka pendek saja dan sementara. Hal yang lebih struktural akan menjadi sorotan utama pasar, seperti indeks industri dan perkembangan tingkat pengangguran. Indeks-indeks tersebut akan dirilis pada minggu ini dan akan menjadi perhatian pasar. Hal lain yang akan menjadi concern pasar selanjutnya adalah kemampuan pemerintah Obama untuk secara bertahap menurunkan tingkat hutang yang menguatirkan ini. Suatu tantangan yang tidak mudah karena level hutang yang ada merupakan kumulatif kebijakan anggaran defisit selama ini yang semakin melejit pada saat krisis 'subprime mortgage' menggoyangkan sendi-sendi industri finansial dan perumahan di Amerika di tahun 2007 sampai 2009 yang lalu. Dampaknya masih terus terasa sekarang, termasuk pada tingkat hutang pemerintah tersebut.


sumber : www.vibiznews.com