Tuesday, October 13, 2009

Rupiah Naik Tipis, Masih dalam Fase Konsolidasi

(VibiznewsEconomy) – Pada perdagangan hari ini tampak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami kenaikan meskipun hanya tipis saja (13/10). Nilai tukar rupiah kembali bergerak menguat tipis, mengikuti jejak mata uang regional yang kembali mendapatkan sentimen segar.

Pada perdagangan di pasar spot antar bank Jakarta pagi hari ini rupiah dibuka menguat tipis di 9.450 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di level 9.480 per dolar AS. Nilai tukar rupiah membukukan kenaikan sebesar 30 poin dari posisi penutupan perdagangannya kemarin.

Sementara dolar AS di pasar global kemarin bergerak tipis saja. Perdagangan berjalan tipis dengan liburnya bank di AS, Kanada dan Jepang.

Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting menilai bahwa investor masih akan percaya kepada kondisi fundamental ekonomi Indonesia, kaerna dinilai paling penting. Untuk saat ini rupiah akan cenderung mengalami pergerakan di kisaran 9300 sampai 9500 per dolar AS.

sumber: vibiznews.com

BNI Kerja Sama Perumnas Salurkan KPR TKI

(Vibiznews - Property) - Bank BNI menjalin kerja sama dengan Perum Perumnas untuk menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi TKI (tenaga kerja Indonesia) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Hongkong.

"Kerja sama ini mendapat fasilitas dari PT.Panca Setia Bhakti, Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang banyak mengirim pekerja ke Hongkong," kata Direktur Konsumer BNI, Darwin Suzandi di Jakarta.

Menurutnya, melalui kerjasama ini, BNI memberikan fasilitas pembiayaan perumahan bagi pekerja migran yang telah diseleksi dan direkomendasikan PT.Panca Setia Bhakti untuk perumahan-perumahan yang disediakan oleh Perum Perumnas.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Direktur Utama Perum Perumnas Himawan Arief Sugoto, Direktur Utama PT.Panca Setia Bhakti Iman Soedarso, disaksikan Menteri Negara Perumahan Rakyat M. Yusuf Asy`ari.

Menurut Darwin, kerjasama ini merupakan peluang BNI untuk meningkatkan penyaluran KPR BNI Griya, terutama di kalangan pekerja migran Indonesia.

Sebelumnya, BNI juga telah memiliki program khusus dalam penyaluran kredit perumahan bagi pekerja migran Indonesia ini.

Sekitar dua tahun yang lalu, di BNI Cabang Hong Kong, BNI meluncurkan produk BNI Griya yang didesain khusus bagi kalangan pekerja migran. Dengan memanfaatkan jaringan yang luas, baik di dalam negeri dan luar negeri, BNI membuat skema kredit perumahan yang dapat dicicil dengan mudah dari gaji para pekerja migran.

"Namun dengan kerjasama kali ini, kami optimis penyaluran fasilitas kredit perumahan bagi para pekerja migran akan menjadi lebih optimal karena didukung oleh pihak-pihak yang kompeten, seperti Perum Perumnas dan PT Panca Setia Bakti," kata Darwin.

Hingga akhir September 2009, outstanding KPR BNI Griya telah mencapai Rp7,8 triliun. Dengan bekerjasama Kementerian Negara Perumahan Rakyat, BNI juga telah menyalurkan KPR bersubsidi untuk 3.400 unit rumah (posisi Agustus 2009).

Sementara Direktur Pemasaran Perum Perumnas Teddy Robinson mengatakan, Perumnas mentargetkan dapat membangun 2000 unit rumah bagi pekerja migrain dari target 10.000, sisanya diharapkan dapat dipenuhi tahun 2011-2012.

Teddy mengatakan, Perum Perumnas dalam waktu dekat akan berangkat ke Hongkong untuk memasarkan rumah yang akan dibangun di empat lokasi di Jawa Timur yakni di Madiun, Blitar, Kediri, dan Malang.

"Kami sengaja memilih empat lokasi yang dekat dengan TKI Hongkong berdomisili dengan metode pembiayaan yang berbeda karena pada umumnya masa kerja pekerja migran rata-rata hanya lima tahun saja," ujarnya.

Tetapi meski masa kerja hanya lima tahun, setiap bulan mereka mampu menyimpan tabungan minimal Rp5 juta apalagi selama tinggal di negara tersebut kebutuhan makan dapat dipenuhi, jelasnya.

Menurut Teddy, keuntungan bagi pekerja migran membeli rumah dari Perumnas tidak perlu lagi memikirkan ketersediaan listrik, air bersih, serta yang paling penting prasarana umum yang sulit didapat apabila membangun rumah sendiri.

Teddy mengatakan, sebagai tahap awal pekerja melalui fasilitas PT.Panca Setia Bhakti akan membeli tanah yang disediakan Perum Perumnas yang akan dicicil TKI selama satu tahun.

Setelah tanah tersedia kemudian dapat diagunkan kepada bank untuk kemudian dapat diagunkan untuk membangun rumah. Melalui cara ini baik Perumnas, pekerja, dan BNI akan dimudahkan, jelasnya.

sumber: vibiznews.com

KREN Tangani Emisi Obligasi 3 Emiten

(VibiznewsBonds & Mutual) - PT Kresna Graha Sekurindo Tbk (KREN) akan menangani emisi obligasi tiga perusahaan senilai Rp1,5 trilyun pada semester pertama 2010. Direktur KREN Andrew Haswin seperti yang dilansir Investor Daily mengungkapkan masing-masing emiten tersebut akan menerbitkan obligasi sebesar Rp500 milyar, salah satunya adalah PT BCA Finance. Hanya saja Andrew belum bersedia mengungkap nama dua perusahaan lagi.

Di pihak lain, PT Bukit Makmur Mandiri Utama, perusahaan kontraktor batubara di Indonesia, yang telah diminta oleh PT Delta Dunia Petroindo, merencanakan akan menjual obligasi dalam mata uang dollar, menurut orang yang biasa melakukan transaksi. Barclays Capital, Deutsche Bank AG dan ING Group NV sedang merencanakan meeting dengan investor, menurut orang tersebut, yang menolak identitasnya dipublikasikan.

sumber: vibiznews.com

BMRI: Suntik Kredit Rp 1,28 triliun Buat PLN, Ekspansi Kredit Terus Berlanjut

(VibiznewsStocks) Emiten perbankan BUMN, PT Bank Mandiri tbk (BMRI) kabarnya kembali mengucurkan kredit sebesar Rp 1,28 triliun ke PLN. Kredit baru ini rencananya akan digunakan PLN untuk membiayai pembangunan 2 proyek pembangkit listrik miliknya

Pembangkit listrik yang rencananya akan menerima dana tersebut antara lain PLTU Tarahan di Lampung (2x100 MW) dan PLTU Pangkalan Susu di Sumatera Utara (2x200MW). Pembangunan kedua PLTU ini masih termasuk dalam program “PLN’s Fast Track 10.000 MW” dan membutuhkan total dana sebesar Rp 3,94 triliun.

Sebagai informasi, BMRI sebelumnya juga sudah menyalurkan kredit serupa kepada PLN sebesar Rp 1,3 triliun untuk pembangunan PLTU di Labuan (2x315 MW), Indramayu (3x330 MW), dan Rembang (2x 315 MW). PLN sendiri baru mencairkan sekitar Rp 771,5 miliar hingga Juni 2009 lalu.

Analis Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting melihat ekspansi kredit BMRI sepanjang semester I lalu memang sangat baik. Dimana Per 30 Juni 2009, kredit tumbuh 21,4% (Year on Year) atau sebesar Rp32 triliun, yaitu dari Rp149,6 triliun menjadi Rp181,6 triliun. Selain itu BMRI juga kabarnya semakin focus pada sektor kredit ritel dan consumer, sehingga kinerja semester II diharapkan akan lebih baik dibandingkan paruh pertama tahun ini.

sumber: vibiznews.com

Hang Seng Melompat Iringi Menguatnya Bursa Shanghai

(VibiznewsIndex) – Pada perdagangan di bursa saham Hong Kong pagi hari ini tampak terjadi kenaikan yang cukup besar. Bursa Hong Kong menguat meskipun bursa Asia lain cenderung mengalami penurunan (14/10). Bursa Hong Kong mengalami kenaikan setelah bursa Shanghai menguat pada perdagangan hari ini.

Indeks berjangka Hang Seng untuk kontrak bulan berkelanjutan tampak mengalami kenaikan dan dibuka pada posisi 21631 poin dari penutupan pada posisi 21433 poin. Sementara itu indeks berjangka ini telah mengalami pergerakan menguat dan sempat mencapai posisi 21785 poin. Indeks spot Hang Seng mengalami peningkatan sebesar 96.97 poin di posisi 21564.33 poin. Indeks H mengalami peningkatan sebesar 0.73% menjadi 12599.65 poin.

Sementara itu pergerakan menguat di bursa Hong Kong tampak didukung oleh pergerakan sektor property. Powerlong Real Estate Holdings yang baru diperdagangkan setelah IPO pada hari ini mengalami peningkatan sebesar 12% ke level 3.08 hkd. Harga IPO saham ini adalah sebesar 2.75 hkd.

Analis Vibiz research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan indeks berjangka pada perdagangan hari ini akan cenderung mengalami koreksi. Potensi melemah tampak cukup besar mengingat hasil negative yang diperoleh Wall Street dini hari tadi. Diperkirakan indeks berjangka akan mengalami pergerakan di kisaran 21440 - 21950 poin.

sumber: vibiznews.comJustify Full

OPEC Naikkan Proyeksi Konsumsi, Minyak Melesat

(VibiznewsCommodity) – Pada penutupan perdagangan di bursa Nymex dini hari tadi tampak harga minyak mentah mengalami peningkatan yang signifikan (14/10). Harga minyak mentah menguat setelah OPEC meningkatkan proyeksi konsumsi minyak mentah global untuk tahun 2010 mendatang. Sementara itu masih melemahnya dolar AS turut menjadi “bensin” yang membakar trend menguat harga minyak mentah.

Pada perdagangan malam tadi harga minyak mentah berjangka Nymex tampak membukukan kenaikan sebesar 1.2% setelah OPEC menaikkan proyeksi konsumsi minyak mentah global di tahun 2010. Sementara itu tampak dolar AS makin melempem terhadap euro dan mengalami penurunan ke level terendahnya sejak bulan Agustus 2008.

Pada penutupan perdagangan dini hari tadi tampak harga minyak mentah Nymex untuk kontrak bulan November mengalami peningkatan sebesar 88 sen dan ditutup pada posisi 74.15 dolar per barel. Harga penutupan minyak mentah ini adalah yang terbesar sejak tanggal 24 Agustus lalu. Sejak awal tahun lalu harga minyak mentah telah mengalami kenaikan sebesar 68%.

Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting menilai bahwa peningkatan harga minyak masih berpotensi untuk berbalik arah. Tampaknya untuk saat ini trend bullish minyak belum akan menjadi hal yang berkesinambungan. Untuk saat ini harga minyak mentah masih akan mengetes level support – resistance pada kisaran 65 – 75 dolar per barel.

sumber: vibiznews.com